21.15

Di Istanbul, Pemuda Muhammadiyah Tawarkan Jalan Baru Pembebasan Palestina

Saleh Daulay
Salah satu cara yang dinilai efektif untuk mempercepat proses pembebasan Palestina dari penjajahan Israel adalah melalui reformulasi isu terkait dengan Palestina dan Al-Quds.

Selama ini orang menilai bahwa isu pembebasan Palestina hanya terkait dengan bangsa, agama dan negara Palestina semata-mata. Padahal secara kasat mata, persoalan Palestina sudah melampaui isu ras, agama, bangsa, dan batas-batas teritorial.

Demikian disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay, di sela-sela acara Konferensi Internasional “Koalisi Masyarakat Internasional untuk Pembebasan Palestina” yang berlangsung dari tanggal 15-16 Januari 2011 di kota Istanbul, Turki yang diikuti oleh ratusan aktivis organisasi-organisasi Islam dunia dari berbagai negara.

Hari ini, kata Saleh, persoalan Palestina harus dilihat sebagai persoalan kemanusiaan dimana telah terjadi pelanggaran dan penindasan terhadap nilai-nilai universal hak-hak asasi manusia (universal values of human rights) yang dilakukan secara kontinu, massif, dan terorganisir oleh pemerintah Israel.

“Kita membutuhkan reformulasi isu terkait dengan persoalan Palestina. Penjajahan yang dilakukan Palestina bukan lagi berada pada ranah agama, bangsa, dan negara Palestina saja. Tetapi lebih dari itu, persoalan ini telah menjadi persoalan kemanusiaan. Oleh karena itu, setiap umat manusia, tanpa memandang suku, ras, agama, dan asal-usulnya, harus bekerja sama untuk membantu bangsa Palestina dalam rangka memperoleh kemerdekaan mereka yang hakiki," kata Saleh Daulay kepada wartawan melalui hubungan telepon (Minggu, 16/1)

Menurut Saleh, Reformulasi isu ini harus diiringi dengan perluasan keanggotaan koalisi masyarakat internasional untuk pembebasan Palestina. Bila selama ini peserta koalisi ini masih didominasi oleh organisasi-organisasi Islam yang berada di Timur Tengah dan negara-negara Islam, ke depan koalisi ini harus diperluas dan melibatkan organisasi-organisasi yang bergerak dalam isu-isu kemanusiaan yang terdapat di negara-negara Barat, khususnya Amerika, Eropa, dan Australia.

“Saya melihat bahwa peserta yang menghadiri konferensi ini masih didominasi oleh peserta-peserta dari negara-negara Timur Tengah dan negara-negara Islam. Konferensi penting semacam ini akan memiliki suara yang lebih nyaring bila melibatkan organisasi-organisasi lain dari negara-negara Barat. Untuk konteks geopolitik yang seperti sekarang ini, sangat mustahil bila perjuangan Palestina tidak melibatkan negara-negara besar,” kata Saleh Daulay menambahkan.

Selain itu, Saleh Daulay yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Kerjasama dan Hubungan Luar Negeri MUI Pusat menyarankan agar konferensi-konferensi semacam ini diikuti dengan berbagai program konkrit untuk membantu masyarakat Palestina.

"Konferensi ini akan semakin bermakna bila mampu melahirkan problem solving dalam mengatasi krisis kemanusiaan di Palestina. Pembicaraan tingkat elite dalam konferensi ini tidak akan berarti apa-apa bila tidak bisa dibumikan secara praktis dalam dunia realitas," demikian Saleh.

sumber : http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=15180

Post Terbaru

Indeks Artikel...

Langganan via Email

Alamat email Anda: